Kamis, 03 April 2014

Apa yang Harus Disiapkan untuk Solo Traveling?

Butuh keberanian lebih bagi Anda, terutama perempuan, untuk traveling sendirian. Ada beberapa hal selain faktor keamanan yang patut diperhatikan. Sebelum solo traveling, inilah beberapa hal yang perlu disiapkan.

Setidaknya solo traveling identik dengan 2 hal: kebebasan dan keamanan. Dari perencanaan sampai perjalanan, traveler bebas menentukannya sendirian. Anda bebas memilih itinerary, menentukan bujet sendiri, menginap di hotel apa, makan di restoran mana. Semuanya bebas Anda tentukan tanpa perlu melirik keinginan atau bujet partner traveling.

Sebaliknya, keamanan adalah risiko terbesar bagi seorang solo traveler. Tanpa ada partner traveling, Anda lebih rawan terkena pencurian atau bahkan penipuan. Itulah mengapa wanita yang melakukan solo traveling perlu ekstra hati-hati selama perjalanan.

Namun dengan persiapan dan perencanaan yang matang, agenda solo traveling Anda bisa jadi sangat menyenangkan. Tak jarang traveler yang bisa melewati rintangan di tempat paling rawan sekalipun.

detikTravel pada Rabu (27/2/2013) berbincang dengan dua traveler kenamaan Indonesia: Gol A Gong dan Asma Nadia. Gol A Gong adalah travel writer yang tersohor oleh serial Balada Si Roy, sementara Asma Nadia terkenal oleh bukunya The Jilbab Traveler. Dari hasil perbincangan tersebut dan beberapa sumber lain, berikut 10 hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda traveling seorang diri:

1. Kenali plus dan minus solo traveling

Sebelum melakukan perjalanan seorang diri, sadarilah hal-hal berikut: kenapa Anda ingin sendirian? Apa tujuannya? Ke mana destinasi Anda? Apakah medan yang akan dilalui tergolong aman? Apa saja yang harus disiapkan?


Ketahuilah bahwa traveling solo berarti kebebasan dalam mengatur agenda perjalanan. Namun, faktor keamanan dan kesepian juga patut diperhatikan. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang destinasi dan perjalanan yang akan dilewati.

"Informasi soal destinasi harus sudah tahu, kalau mau ke banyak tempat harus tahu mau ke mana duluan," kata Asma Nadia.

2. Ketahui modus penipuan

Cari tahu tentang modus-modus penipuan yang biasa dialami turis di tempat tujuan. Jangan sampai Anda terjebak di lubang yang sama seperti turis-turis sebelumnya.

Tanpa partner traveling, Anda akan lebih riskan terhadap tindak kriminalitas dan penipuan. Anda juga akan lebih kewalahan ketika mendadak sakit dan tidak enak badan.

Oleh karena itu sebelum berangkat, ketahui berapa lama perjalanan dan detail bujet yang dibutuhkan. Termasuk soal kisaran biaya taksi dari bandara ke hotel. Hal ini penting untuk mencegah penipuan kalau-kalau harga melambung tinggi.

Kalau Anda tiba larut malam di tempat tujuan, jangan lupa beritahu hotel Anda sebelumnya. Selama perjalanan, berjalanlah dengan percaya diri namun tetap waspada. Bawalah brosur berisi peta dan jadwal transportasi umum sebelum meninggalkan hotel. Jangan berpakaian seperti 'turis' nyentrik dengan kamera DSLR digantung di leher.


Berbohonglah sedikit kalau bertanya. Misalnya kalau Anda hendak ke museum, bisa bertanya kepada orang lokal, "Bisa tunjukan arah museum? Saya mau bertemu dengan teman di sana."

3. Riset seputar destinasi tujuan

"Search destinasi, buka internet. Cari banyak hal, wawancara orang lokal," tutur Gol A Gong saat diwawancara detikTravel.

Riset adalah bagian dari perencanaan pra-traveling. Kalau Anda pergi seorang diri, rincinya riset harus dilipatgandakan. Jangan sampai ada hal yang terlewat, apalagi terkait transportasi dan akomodasi selama perjalanan. Semakin rinci itinerary Anda, semakin Anda tidak mudah tersesat.

4. Kepada siapa kita harus percaya?

Salah satu alasan terbaik untuk traveling sendirian adalah bertemu dengan orang-orang baru. Anda bisa memperluas jaringan pertemanan, tak peduli dengan siapa dan asalnya dari mana. Tapi justru inilah yang membuat risiko perjalanan Anda semakin tinggi.

Anda boleh saja berkenalan dengan orang baru, warga lokal atau traveler lain. Tapi Anda harus tetap waspada, jangan sampai terkena modus penipuan. Saat berkenalan dengan traveler lain, Anda boleh saja menghabiskan waktu bersama dan berbagi itinerary. Tapi kalau Anda mulai merasa disusahkan olehnya, lebih baik ucapkan selamat tinggal dan lanjutkan perjalanan.


"Waspada dengan orang lain, siapa pun itu. Tentukan kapan waspada, kapan menerima kebaikan orang," tambah Asma Nadia.

5. Jangan terlalu banyak bawa pakaian

Saat traveling sendirian, tentunya Anda tak mau membawa koper dengan jumlah banyak atau beberapa ransel yang isinya kebanyakan adalah pakaian bukan? Hal ini akan menyulitkan Anda membawa barang saat perjalanan. Atau jangan-jangan, Anda selalu butuh porter saat di bandara atau terminal?

"Bawa baju jangan terlalu banyak. Tas juga nggak usah terlalu banyak. Simpel-simpel saja," kata Gol A Gong.

6. Jangan berpakaian nyentrik

Penting bagi Anda untuk tidak tampil mencolok di antara warga lokal. Cara berpakaian adalah cara adaptasi yang paling mendasar dan paling ampuh bagi tiap traveler. Jangan sekali-kali memamerkan harta seperti perhiasan, atau bersikap sombong hanya karena Anda seorang wisatawan.

"Kalau memungkinkan berkostumlah seperti kebanyakan backpacker dunia: celana pendek, sepatu gunung. Simpel. Kalau datang ke satu kota, orang-orang sudah paham soal backpacker. Mereka bisa beritahu destinasi-destinasi dan hotel yang murah," tambah Gol A Gong.


7. Bawa obat-obatan pribadi

"Obat-obatan pribadi atau vitamin jangan lupa dibawa," tutur Asma Nadia. Melengkapi Gol A Gong, selain tak boleh nyentrik, berpakaian juga harus disesuaikan dengan kondisi cuaca atau sesuai kebutuhan.

Tak hanya itu, stamina Anda juga patut diperhatikan sebelum dan selama perjalanan. Asma Nadia menuturkan, Anda akan sangat terbantu kalau sebelumnya sering olahraga.

"Banyak destinasi yang naik tangga, main fisik. Great Wall misalnya. Jabal Nur dan Jabal Tsur juga curam. Acropolis letaknya di atas bukit yang tinggi," tambahnya.

8. Pegang mata uang lokal sebelum sampai di negara tujuan

Sebelum berangkat traveling solo ke negeri orang, jangan lupa membawa uang lokal. Konversikan bujet Anda dari rupiah ke mata negara uang yang bersangkutan.

"Menghitung uang gampang, bisa search di web. Minimal kita tahu butuh uang berapa kalau mau menuju sebuah destinasi," tambah Asma Nadia.


9. Peta dan buku panduan wisata

Kedua benda ini sangat penting bagi Anda yang traveling sendirian. Selain itu, ikut komunitas-komunitas traveling juga sangat membantu dalam mencari informasi tentang sebuah destinasi.

"Ikutan komunitas traveling buat informasi, kalau-kalau bisa buat menginap gratis," tambah Asma Nadia.

10. Backup dokumen-dokumen penting

Baik Anda akan traveling di dalam negeri maupun luar negeri, dokumen pribadi adalah penting. Oleh karena itu ada baiknya Anda memfotokopi KTP, paspor, dan dokumen-dokumen penting lainnya untuk dibawa saat perjalanan. Anda juga bisa menyimpannya dalam bentuk softcopy sehingga tidak hilang secara 'fisik'.

"Back up dokumen dengan cara foto kopi dan copy scan, lalu diemail. Dokumen fotokopi dipisah dengan dokumen asli. Kalau dokumen asli atau fotokopi hilang, tinggal download dari email," kata Asma Nadia.


Sumber: DetikTravel

IKLIM DAN MEDAN

IKLIM DAN MEDAN
Pada kegiatan di alam bebas, sebagian besar waktu kegiatan berhubungan langsung dengan alam. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala – gejala alam. Keadaan alam disekitar kita sering dapat merupakan petunjuk akan keadaan lain. Dengan mengetahui hal-hal tersebut kita dapat melakukan kegiatan dengan suatu rencana yang telah dipersiapkan dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi yang akan dihadapi maupun keadaan lainnya dengan aman, nyaman, tenang juga menyenangkan. Kita dapat mempelajari iklim dan cuaca dengan lebih mendalam dalam ilmu klimatologi. yang merupakan bagian dan ilmu Meteorolog.

Meteorologi terbagi atas:
- Bio Klimatologi
Ilmu yang mempelajari hubungan antar iklim dan mahkluk hidup
- Agricultural Meteorologi
Ilmu yang mempelajari hubungan antara cuaca dan pertanian.
- Synoptic Meteorotogi
Ilmu yang mempelajari suatu peramalan khusus mengenai cuaca (fore castin

IKLIM :
Keadaan rata-rata cuaca dalam waktu yang reatif aman disuatu daerah tertentu. Menurut ketentuan jangka waktu tersebut adalah selama 30 tahun.

CUACA:
Keadaan udara disuatu tempat pada saat tertentu dalam waktu yang relatif singkat. Cuaca senantiasa dapat berubah-ubah dalam waktu reatif singkat Sedang iklim bersifat lebih tetap dalam jangka waktu lebih lama. Unsur-unsur yang mempengaruhi iklim.

Elemen Iklim :
Sinar matahari, Kelembaban, temperatur, hujan, tekanan udara, angin, awan.

Faktor iklim:
Latitude. altitude, vegetasi. type tanah, groun cover. Berdasarkan letak geografis, bumi kita dibagi atas 3 iklim.

Iklim tropis :
23.5 LU – 23.50 LS

Iklim Subtropis :
23.5°LU – 66.5° LU dan 23.5° LS – 66.5° LS.

Mini Kutub :
66.5° LU – 90° LU dan 66.5°LS – 90° LS.

Dalam kesempatan ini hanya akan dibahas mengenai keadaan tropis. Indonesia merupakan negara beriklim tropis disekitar khatulistiwa serta letak geografisnya terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia, juga terdiri dan pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan, mengakibatkan adanya beberapa zone vegetasi hutan. Serta beberapa type hutan. Pada kesempatan ini hanya membahas tentang type hutan. stepa dan savana.

TYPE HUTAN STEPA & HAVANA

1. Hutan Payau (mangnove)
Ciri-ciri : Tidak terpengaruh oleh iklim. terpengaruh oleh pasang surut, tanah tergenang air Laut. tanah lumpur atau pasir terutama tanah liat dataran rendah pantai. Hutan tidak mempunyai stratum tajuk. perakaran pohon berupa lutut ( knee root ) atau akar jangkung ( still root ). Pohon-pohon dapat mencapai tinggi 30 meter dengan komposisi yang miskin jenis.
2. Hutau Rawa (Swamp forest)

Ciri-ciri : Tidak terpengaruh oleh iklim, tenggenang air tawar, terdapat dibelakang hutan payau. tajuk terdiri dan beberapa strata, potion dapat mencapai tinggi 50 – 60 meter. Hutan rawa disebut juga sebagai fress water swamp forest. Hutan rawa terutama terdapat di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar.

3. Hutan Pantai ( standart forest)
Ciri-ciri : Tidak terpengaruh iklim, tanah kering (tanah pasir, berbatu karang, lempung), terdapat pada dataran rendah pantai. pohon kadangkala penuh dengan epifit antara lain : Paku-pakuan dan anggrek. terdapat terutama di pantai selatan P. Jawa, pantai barat daya Sumatera, dan Sulawesi.
Hutan Gambut (peat swamp forest) Ciri-ciri : lklim selalu basah, tanah tergenang air gambut, lapisan gambut 1-2 meter, PH 3.2, dataran rendah rata. terdapat di Kalimantan Tengah dan Barat, Sumatera Selatan dan Jambi.

4. Hutan Kerangas ( heath forest)
Ciri-ciri : lklim selalu basah, tanah pasir podsol yang miskin zat hara dan dengan diameter 10-20 cm. terdapat di Kalimantan Tengah. Kerangas : lstilah Dayak Laut Serawak, yaitu tanah miskin yang tidak tumbuh padi.

5. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Ciri-ciri : Iklim selalu basah. curah hujan tinggi. dan merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis tanah. Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan. liana). tumbuhan berbatang kurus (tidak banyak cabang. kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d 4000 mdpi). Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 – 1000 mdpl). Hutan Hujan Tengah (1000 – 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 – 4000 mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian.

6. Hutan Musim (Monsoon Forest)
Ciri-ciri : Dipengaruhi iklim musim. terdapat banyak jenis tumbuhan yang menggugurkan daun, hanya ada satu ketinggian tajuk ± 25 – 30m, terdapat pada dataran rendah. rata-rata berbukit-bukit sampai dataran tinggi kering dengan bermacam-macam jenis tanaman terdapat secara mozaik didataran hutan seperti di Karawang. Cirebon. Jawa tengah. Jawa timur dan Nusa tenggara. Dapat dibedakan menjadi 2 zone menurut ketinggiannya Hutan Musim Bawah (2 – 1000 mdpl) Hutan Musim Tengah – Atas (1000 -4000 rndpl). stepa.
Yang dimaksud dengan stepa adalah suatu daerah merupakan daerah peralihan antara/dari hutan tropis berdekatan/semakin dekat sekitar hutan tumbuh.
Daerah savana mempunyai temperatur sepanjang tahun.

INTERPRETASI IKLIM & MEDAN CLOUDINESS (Keawanan)
Dengan mengetahui formasi-formasi awan. kita dapat meramal / memperkirakan keadaan cuaca dalam waktu dekat. Akan diurai 10 macam bentuk keawanan.

1. Cirrocumulus Clouds
Bulatan-bulatan kecil awan yang terkumpul member.tuk suatu hamparan berarak-arak bawah langit biru cerah, biasanya membawa alamat cuaca yang balk dalam waktu dekat, diikuti / disusul dengan air kencang serta hujan yang tidak lama. Awan ini melayang pada ketinggian 5 – 8 km.

2. Altocumulus Clouds
Semacam Cirrocumulus Clouds dengan bentuk berupa pilinan tali yang lebih besar. lebih tebal, tidak terlalu putih dan dengan bayangan pada lipatannya. Awan ini membawa tanda bahwa cuaca baik, biasanya terlihat setelah angin kencang yang disertai hujan. Altocumulus melayang pada ketinggian 1.5 – 6 km

3. Cumulonimbus Clouds
Gumpalan besan awan yang membumbung dan setinggi hampir 6 km dengan bentuk melebar pada bagian yang tinggi. Awan ini membawa pertanda akan turun hujan lebat, angin kencang disertai gemuruh guntur dan kilat. Cuiiiulonimbus membumbung dan ketinggian 1.5 -10 km.

4. Cumulus Clouds
Kumpulan awan yang paling mudah dikenali sebagai bongkahan kapas-kapas putih yang melayang pada ketinggian 2,5 km. Awan ini hanya membawa pertanda bahwa cuaca akan cerah bila bongkahannya terpisah jauh. tapi bila keadaan angin rnembuatnya menjadi berkumpul menjadi suatu bongkahan yang hesar, maka akan menjadi hujan besar. bila ditengah lautan teriihat awan cumulus tanpa kehadiran awan lain di langit, seringkali menunjukkan bahwa dibawahnya tendapat daratan.

5. Cirrus Clouds
Awan yang membentuk seperti tali putih yang terurai dengan bagian yang terurai 11 membumbung keatas. Awan mi biasanya tenhihat pada saat cuaca yang baik dengan angin sedang. Cirrus melayang pada ketinggian 5 – 9 km.

6. Cirrostratus Clouds
Awan yang terbentuk dan partikel es dan terlihat seperti cirrus. tetapi tidak melenting I membumbung keatas. Hanya awan ini membuat lingkaran / gelang cahaya di sekeliling matahari atau bulan. Bila lingkaran cahayanya besar. pertanda cuaca baik. sebaliknya bila kecil dan lebih dekat ke lingkaran matahari atau bulan. pertanda cuaca akan kurang menyenangkan. Bila langit ditutupi oleh awan cirrus dan langit diatasnya terlihat gelap dan formasinya berubah jadi Cirrostratus maka pertanda hari akan hujan. Cirrostratus melayang pada ketinggian 5 – 9 km.

7. Altos fratus Clouds
Suatu bentuk kabut kelabu yang menyebar di matahari atau bulan bisa terlihat seperti cahaya dibelakang tirai kabut. Bila kabut ini semakin tebal sehingga cahayanya benar-benan terhalang dan gelap. maka akan turun hujan. Aliostratus melayang pada ketinggian 2.5 – Skm.

8. Nimbostratus Clouds
Awan yang berupa selimut tebal dan membentang gelap. merupakan pentanda akan turun hujan dalam 4 – 5 jam mendatang dan biasanya hujan berlangsung selama benjam jam. Nimbostratus melayang pada ketinggian 1,5 – 5 km.

9. Stratocumulus Clouds
Awan yang merupakan suatu bentuk udara dingin. kasar. berbentuk masa yang berombak-ombak. biasanya menutupi seluruh langit. walaupun seringkali tipis cukup bagi matahani menyibaknya. Pancar cahaya dapat ditimbulkan dan awan ini
tetapi biasanya menghilang pada sore hari dan meninggalkan langit yang bersih pada malam harinya. Awan mi melayang pada ketinggian kurang dari 2.5 km.

10. Strato Clouds
Awan yang sangat tipis dan kondisi lapisannya sama/seragam seperti kabut di udara. seringkali tergambar bagaikan bukit kabut ketika awan terjadi. Awan stratus bukan pertanda akan hujan normal tetapi dapat memproduksi gerimis kecil. Ketika bentuknya menjadi lebih tebaUberkabut semalaman dan menutupi langit pada pagi harinya. biasanya disusul de.ngan hari yang baik. Stratus ini berada pada ketinggian 2.5 km. -
Selain melihat bentuk-bentuk keawanan untuk memperkirakan keadaan cuaca dapat juga melihat keadaan langit atau angkasa seperti pepatah kuno mengenai cuaca : “Red sky at night, shepherd’s delighted sky in the morning, shepherd’s warning”
  • Langit merah pada saat matahari terbenam, sebagai petunjuk bahwa hujan akan turu (kurang lebih 2 jam mendatang)
  •  Langit merah pada pagi hari adalah petunj ak bahwa badai/angin kencang akan datang mendekat.
  • Langit kelabu pada pagi hari (seperti mendung) biasanya awal dari hari yang cerah tanpa hujan.
  • Bila pagi-pagi terlihat kabut/halimun bergerak keatas dan lembah adalah pentanda cuaca terang. Tetapi bila kabut tetap pada posisinya di lembah­lembah hingga mendekati tengah hari, maka kemungkinan besar akan berubah menjadi hujan pada sore hari.
  • Bila malam hari langit terlihat cerah. membawa pertanda baik yang balk. cuaca tenang. Tetapi bila keadaan ini terjadi pada musim kemarau. suhu pada malam hari akan sangat dingin.

Senin, 10 Maret 2014

Pengetahuan Dasar Navigasi Darat

Pengetahuan Dasar Navigasi Darat

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.

Beberapa media dasar navigasi darat adalah :
 
PETA
 
 
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
  • Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
  • Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
  • Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
  • Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  • Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  • Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.

Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
 
KOORDINAT
 
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
  1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").
  2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

ANALISA PETA

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

  1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
  2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
    • Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
    • Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
    • Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
    • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
    • Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

    1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
    2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
    3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
    4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
    5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
    6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
    7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
    8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.
KOMPAS
 
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

  • Badan, tempat komponen lainnya berada
  • Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
  • Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat
 
 
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.


 
ORIENTASI PETA
 
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
  1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
  2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
  3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
  4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
  5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
  3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
  4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
  5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
  6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
  3. Bidik obyek yang kita amati
  4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
  5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
  6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
  • Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
  2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
  4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
  5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
  1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
  2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
  3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
  4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
  5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
  1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
  2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
  3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
  4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
  1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
  2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
  3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
  4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
  5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.


Ingatlah hai engkau penjelahan alam :
  1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]
  2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]
  3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki]

dan senantiasa ;
  1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
  2. Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan pegiat dan peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
  3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya dengan benar